Tentang Proyek Perubahan Masa Anak-Anak

Pelajari lebih lanjut

Situs mikro

Sampul laporan UNICEF Perubahan Masa Anak-Anak

Hasil

Statistik tentang survei UNICEF OGIP

Survei UNICEF-Gallup Tahun 2021

UNICEF + Gallup World Poll

Survei

Tentang Proyek <0>Perubahan Masa Anak-Anak</0>

Rata-rata, sebagian besar <0>kaum muda</0> meyakini bahwa suara anak-anak sangat penting untuk didengarkan.

Itu tidak terlalu mengejutkan. Namun ternyata <0>generasi tua</0> cenderung setuju dengan mereka!

<0>Negara berkembang</0> memiliki mayoritas terbesar yang mengungkapkan dukungan untuk pimpinan politik yang mendengarkan anak-anak.

Sangatlah masuk akal untuk mendengarkan pendapat anak-anak di negara berkembang, di mana anak-anak memiliki <0>persentase lebih besar</0> dalam populasi.

Di antara generasi tua, kami melihat dukungan tertinggi untuk politisi yang mendengarkan pendapat anak-anak ada di <0>Nigeria…</0>

…dan <0>Zimbabwe.</0> Di kedua negara ini, separuh populasinya adalah anak-anak.

Sebagian besar anak-anak tak memiliki hak untuk memberikan suara, tetapi mereka bisa membuat pendapat mereka didengar dengan cara lain. Siapa yang mendengarkan?

Bagaimana kita bisa mendorong politisi agar <0>lebih memperhatikan</0> pendapat kaum muda?

Sebagian besar anak-anak kekurangan hak untuk memberikan suara. Namun mereka bisa membuat pendapat mereka didengar dengan cara lain. Siapa yang mendengarkan?

Kekuatan anak-anak

Mayoritas besar masyarakat berpikir bahwa <0>anak-anak telah mengalami peningkatan</0> di sebagian besar negara dalam berbagai aspek selama satu generasi terakhir.

Meskipun ada banyak anak di seluruh dunia yang terus kesulitan dan tidak mendapatkan kebutuhan mereka yang paling dasar, tak terbantahkan bahwa <0>banyak manfaat</0> telah didapatkan oleh sebagian besar anak-anak di dunia.

Di berbagai aspek masa anak-anak ini, <0>kaum muda</0> dan <1>generasi tua</1> sama-sama sangat yakin dengan kemajuan di bidang kesehatan…

Kemajuan juga diakui terjadi antar generasi — meskipun dalam tingkat yang lebih rendah — dalam kualitas pendidikan…

<0>Kaum muda</0> dan <1>tua</1> sangat tidak yakin dengan perkembangan kesejahteraan mental anak-anak.

Pendapat ini secara umum selaras dengan kenyataan: Dalam tiga dekade terakhir, dunia telah mencatat <0>kemajuan luar biasa</0> dalam memperluas akses ke air bersih, mengurangi kekurangan gizi anak, menyediakan perawatan kesehatan pokok, dan lainnya. Pada tahun 1990, 9% anak-anak tidak mampu bertahan hidup hingga usia lima tahun. Pada tahun 2020, persentase tersebut telah turun hingga kurang dari 4%.

Secara keseluruhan, kaum muda lebih cenderung mengakui peningkatan dalam kehidupan anak-anak.

Nostalgia bisa menjadi kekuatan yang dahsyat. Namun ketika berkaitan dengan masa anak-anak, sudahkah hidup berubah lebih baik?

Kemajuan pada anak-anak

Kemajuan pada Anak-Anak

Rata-rata, 86% kaum muda percaya bahwa manusia masih bisa bertindak untuk mengurangi sebagian besar efek kerusakan perubahan iklim. <0>Mereka punya harapan!</0>

Rata-rata, 73% kaum muda mengatakan bahwa pemerintah mereka <0>harus melakukan tindakan signifikan.</0>

Secara mengejutkan, kami tidak menemukan kesenjangan besar antar generasi dalam pandangan ini: Generasi tua sama-sama cenderung percaya bahwa efek terburuk perubahan iklim bisa dihentikan dan diperlukan tindakan yang berani dari pemerintah.

Kami melihat satu area tempat adanya perbedaan antar generasi: apakah negara harus <0>bekerja sama</0> dalam mengatasi tantangan global utama ini.

Di sini kaum muda lebih <0>suportif</0> terhadap pemerintah nasional agar bekerja sama dibandingkan bekerja sendirian.

Hal ini terjadi di <0>Indonesia,</0> <1>Amerika Serikat,</1> <2>Nigeria,</2> <3>Bangladesh</3> dan <4>Mali.</4>

Kami menemukan bahwa dukungan terbesar dari kaum muda untuk tindakan pemerintah dalam perubahan iklim ada di <0>negara lebih miskiin.</0>

Itu bisa dimaklumi, karena negara-negara ini memiliki keterbatasan terbesar dalam menanggapi krisis iklim, tetapi <0>paling terpengaruh</0> oleh efeknya.

Kerusakan yang disebabkan oleh krisis iklim terjadi di sekitar kita. Beberapa pemerintah, perusahaan, dan individu meningkatkan usaha mereka untuk meminimalkan dampaknya. Akankah itu cukup?

Apa <0>tindakan dalam perubahan iklim</0> yang ingin Anda lihat dari pemerintah Anda?

Tindakan iklim

Pelajari lebih lanjut tentang aspek bagaimana masa anak-anak mengalami perubahan.

Proyek Perubahan Masa Anak-Anak | UNICEF

Meskipun sikap tentang diskriminasi terhadap perempuan serta suku, ras, dan agama minoritas tidak jelas berbeda antar generasi, mereka berbeda sikap terkait dengan <0>hak-hak kaum LGBTQ+.</0>

Di sini kita melihat kaum muda yang mengungkapkan kepedulian lebih besar untuk perlakuan setara dibandingkan generasi tua hampir di <0>semua negara yang disurvei</0> - dan dalam perjalanannya, ini mendorong perubahan positif.

<0>Perbedaan besar antar generasi</0> terlihat jelas di berbagai negara…

Dari semua pertanyaan dalam jajak pendapat kami, pertanyaan ini menyingkap <0>perbedaan terbesar</0> antar jenis kelamin di dalam generasi muda.

Penemuan ini memengaruhi yang lain dalam survei kami: Perempuan muda secara keseluruhan menunjukkan <0>kekhawatiran lebih besar atas perlakuan setara dan untuk melawan diskriminasi</0> dibandingkan laki-laki muda.

Sikap terhadap hak-hak kaum LGBTQ+ telah banyak mengalami pergeseran di banyak negara dalam tiga dekade terakhir, tetapi diskriminasi masih terjadi.

Sikap terhadap hak-hak kaum LGBTQ+ telah banyak mengalami pergeseran di banyak negara dalam tiga dekade terakhir. Namun diskriminasi masih terjadi.

Kesetaraan untuk sebagian

Selama beberapa dekade terakhir, banyak negara yang telah mengeluarkan undang-undang yang ditujukan untuk menjunjung persamaan hak untuk semua. Bagaimanakah perkembangan pendapat antar generasi?

Rata-rata, kami menemukan mayoritas dalam ukuran yang hampir sama pada kaum muda dan generasi tua yang mendukung <0>perlakuan setara</0> untuk setiap kelompok ini.

Di negara yang lebih kaya, semuanya berbeda. Di sana, kaum muda mengungkapkan <0>kekhawatiran lebih besar</0> tentang perlakuan setara dan diskiriminasi dibandingkan generasi tua.

Ini terjadi pada <0>ras dan suku minoritas,</0>

Pandangan tentang kesetaraan

Kami mengajukan pertanyaan yang sama kepada orang-orang di seluruh dunia.

Di <0>negara-negara tertentu,</0> cukup banyak kaum muda yang mengusulkan usia hak pilih di bawah usia minimum yang ada di negara mereka.

Keinginan untuk memperoleh usia hak pilih minimum yang lebih rendah sangat umum di <0>negara berpendapatan tinggi.</0>

Ini juga merupakan kasus di <0>Kamerun</0> dan <1>Lebanon</1> tempat usia hak pilih yang berlaku sangat tinggi - 20 tahun di <2>Kamerun</2> dan 21 tahun di <3>Lebanon.</3>

Banyak generasi tua juga mengungkapkan dukungan untuk usia hak pilih minimum yang lebih rendah.

Generasi muda dan generasi tua setuju bahwa tidak hanya anak-anak <0>yang berhak didengar pendapatnya.</0> Mereka juga setuju bahwa anak-anak berhak memiliki waktu untuk menikmati kebebasan sebelum menikah.

Sebagian besar orang di <0>negara berkembang</0> lebih memilih usia minimum untuk pernikahan di atas yang ditetapkan oleh undang-undang yang berlaku — dan di banyak negara, generasi tua sangat mendukung.

Mayoritas terbesar yang mengusulkan usia legal pernikahan yang lebih tinggi bagi perempuan ditemukan di <0>Indonesia</0> dan <1>Kamerun</1> — dua negara tempat usia legal pernikahan bagi perempuan sangat rendah.

Di sebagian besar negara di seluruh dunia, Anda harus berusia 18 tahun agar dapat memberikan hak suara. Namun secara hukum Anda bisa menikah pada usia lebih muda di banyak negara, terutama jika Anda adalah perempuan. Apakah itu artinya terlalu banyak tanggung jawab tanpa kebebasan yang cukup?

Bagaimana kita bisa memberdayakan anak-anak agar <0>memiliki kesempatan lebih besar untuk berpendapat dalam hidup mereka?</0>

Di sebagian besar negara di seluruh dunia, Anda harus berusia 18 tahun agar dapat memberikan hak suara. Namun Anda secara hukum bisa menikah pada usia lebih muda di banyak negara, terutama jika Anda adalah perempuan. Apakah itu artinya terlalu banyak tanggung jawab tanpa kebebasan yang cukup?

Bebas menjadi muda

Di sana, kaum muda lebih cenderung dua kali lipat mengatakan mereka memprediksi anak-anak zaman sekarang akan berakhir <0>lebih buruk secara ekonomi</0> daripada orang tua mereka, dibandingkan <1>dalam kondisi lebih baik.</1>

Sebagian besar kaum muda di negara kaya memiliki sumber daya dan kesempatan yang tidak bisa didapatkan kaum muda di negara berkembang.

Namun saat mereka memikirkan masa depan, kaum muda di negara kaya <0>dibebani dengan kegelisahan ekonomi.</0>

Sekali lagi, kaum muda berpikiran <0>lebih positif</0> dibandingkan generasi tua.

Rata-rata, orang-orang yang berusia 40 tahun lebih cenderung mengatakan bahwa anak-anak zaman sekarang akan berakhir <0>lebih buruk secara ekonomi</0> dibandingkan orang tua mereka.

<0>Tanggapan optimis</0> dari kaum muda merupakan wujud keyakinan kuat yang masih ada.

Membandingkan standar hidup seseorang dengan standar hidup orang tua mereka merupakan salah satu pembanding paling penting yang digunakan orang untuk menilai kesuksesan dalam hidup.

Dengan pengukuran ini, kaum muda memiliki <0>pandangan positif</0> terhadap masa depan generasi mereka…

Keyakinan yang ada pada kaum muda ini <0>tidak ada</0> pada sebagian besar negara kaya.

Sebagian besar kaum muda merasa dunia ini menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu. Bagaimana mereka menilai masa depan di negara mereka sendiri saat generasi mereka bersiap menuju masa dewasa?

Menurut Anda, berapa persentase yang mengatakan mereka akan lebih baik?

Kekayaan di masa depan

Persentase yang besar dari <0>kaum muda</0> mengatakan bahwa mereka merasakan keterikatan yang begitu kuat dengan dunia.

Sebagian dari hal ini merupakan cerminan dari melimpahnya internet yang membantu menghubungkan orang di seluruh dunia.

Kami menyelidiki apakah <0>kaum muda</0>—yang belum pernah mengenal dunia tanpa internet—<1>lebih kosmopolitan</1> dibandingkan kaum tua.

Rata-rata, hanya 14% <0>generasi tua</0> yang mengatakan mereka merasakan keterikatan yang begitu kuat dengan dunia — sekitar separuh dari persentase <1>kaum muda.</1>

Ditinjau dari seluruh 55 negara, <0>semakin muda</0> seseorang, rata-rata <1>lebih besar kemungkinan</1> dirinya merasa sebagai <2>warga global.</2>

Temuan ini <0>signifikan</0>: Ini mencerminkan adanya <1>perubahan besar</1> dalam cara orang berpikir tentang diri mereka dan masyarakat tempat mereka paling banyak berinteraksi.

Tidak seperti generasi tua, kaum muda masa kini dengan usia <0>15 hingga 24 tahun</0> hanya mengenal dunia yang dibentuk oleh <1>globalisasi</1> dan <2>konektivitas digital.</2> Perubahan yang terjadi di dunia pada umumnya dapat menimbulkan pergeseran identitas.

Keempat faktor tersebut—<0>tinggal di kota</0>, <1>berpendidikan tinggi</1>, <2>memiliki akses internet</2>, dan mengandalkan <3>sumber informasi digital</3>—membantu mendeskripsikan perasaan tentang <4>kewarganegaraan global.</4>

Siapa yang paling merasa sebagai warga dunia?

Warga global

Ada persentase besar <0>kaum muda</0> yang mengatakan bahwa mereka paling terikat untuk menjadi bagian dunia.

Sebagian dari hal ini merupakan cerminan dari meledaknya internet dan meningkatnya rasa terhubung dengan seluruh dunia.

Tentu saja, mereka yang menggunakan internet <0>setiap hari</0> lebih cenderung mengatakan bahwa mereka merasa sebagai warga global dibandingkan mereka yang tidak pernah menggunakan internet.

Begitu juga, mereka yang tinggal <0>di kota besar atau kota kecil</0> lebih cenderung mengatakan bahwa mereka merasa sebagai warga global.

Mengamati 21 negara tersebut, orang-orang mengalami penurunan sekitar 1% dalam merasa sebagai warga global seiring bertambahnya usia setiap tahun.

Penemuan in merupakan salah satu <0>yang paling penting</0> dalam proyek kami.

Ini mencerminkan <0>perubahan besar</0> dalam cara orang berpikir tentang mereka sendiri dan dengan komunitas mana mereka paling terikat.

Siapa yang paling merasa terikat untuk menjadi warga dunia?

Rata-rata, tiga dari lima kaum muda mengatakan bahwa mereka menganggap dunia <0>mengalami kemajuan menuju masa depan yang lebih baik.</0>

Meskipun optimisme dimiliki kaum muda, tingkat optimisme bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya.

Di beberapa negara, jarak antar generasi semakin melebar.

Secara keseluruhan, seiring bertambahnya usia setiap tahun, orang-orang <0>mengalami penurunan 1%</0> untuk mengatakan dunia akan menjadi tempat yang lebih baik.

Beberapa faktor selain usia juga membentuk sudut pandang orang. Orang yang melaporkan <0>menghadapi kesulitan finansial pribadi</0> kemungkinan kecil bersikap optimis tentang dunia. Selain itu, <1>perempuan 6% lebih rendah dibanding laki-laki</1> untuk mengatakan dunia akan menjadi tempat yang lebih baik.

Apakah masa kejayaan telah berlalu atau masih akan datang? Lihat bagaimana perbandingan pendapat Anda.

Pandangan global

Rata-rata, 75% kelompok berusia <0>65+</0> terutama menggunakan sumber tradisional…

…dibandingkan dengan hanya 19% kaum muda berusia <0>15 hingga 24 tahun</0>

Ada perbedaan besar antara generasi muda dan tua dalam hal ketergantungan mereka pada sumber informasi <0>digital</0> versus <1>tradisional</1>.

Kesenjangan besar terutama dalam penggunaan media sosial antar generasi.

Kesenjangan paling tajam terjadi di <0>negara berpendapatan menengah ke atas</0> – yang penduduknya dengan kelompok usia 15-24 tahun berpeluang tujuh kali lebih besar dalam hal ketergantungan pada platform media sosial untuk mendapatkan informasi dibandingkan penduduk kelompok usia 65 tahun ke atas.

Di negara-negara yang memiliki akses digital luas tetapi dengan konten sumber berita tradisional yang lemah, media sosial mengisi kekosongan tersebut untuk kaum muda.

Situasinya sangat berbeda di negara berpendapatan rendah yang kebanyakan kurang memiliki akses internet. Sekitar 21% kaum muda di negara-negara tersebut mengatakan mereka sama sekali tidak memiliki sumber informasi tepercaya.

Rata-rata, 66% kaum muda berusia <0>15–24 tahun</0> terutama menggunakan sumber digital…

…dibandingkan dengan hanya 11% generasi tua berusia <0>65+</0>.

Informasi tersedia dimana-mana. Di mana Anda menemukannya?

Sumber tepercaya

Hal itu terjadi di semua tempat yang kami survei, di <0>negara dari semua wilayah dan tingkat pendapatan.</0>

Informasi ada di mana-mana. Di mana Anda mencari informasi Anda?

Proyek <0>Perubahan Masa Anak-Anak</0>

Kami telah bertanya kepada kaum muda dan generasi tua di <0>55 negara</0>

Bagaimana rasanya <0>tumbuh besar di dunia masa kini?</0>

Dan bagaimana generasi demi generasi <0>memandang dunia dari kacamata yang berbeda?</0>

Selami dan pelajari <0>perubahan yang dialami anak-anak</0>

<0>Platform media sosial</0> sejauh ini merupakan cara paling umum bagi kaum muda untuk mendapatkan informasi. Namun, bukan berarti mereka langsung memercayai konten yang mereka telusuri di sana.

Persentase tersebut lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang sangat memercayai <0>media berita</0>, <1>ilmuwan</1>, dan <2>dokter serta tenaga kesehatan</2> — di setiap sumber yang kami tanyakan!

Ternyata sebagian besar netizen muda di seluruh dunia adalah pengguna media sosial yang cerdas.

Walaupun kaum muda dan tua lebih memercayai sumber media tradisional...

...keyakinan terhadap sumber tersebut juga relatif rendah.

Memiliki pandangan kritis terhadap konten dapat membantu kaum muda membedakan antara realitas dan fiksi di era yang penuh hoaks dan disinformasi ini.

Namun, munculnya ketidakpercayaan tak semudah yang dibayangkan. Sulit bagi kaum muda untuk menyangsikan kebenaran konten yang menjadi rujukan utama mereka.

Kurangnya kepercayaan juga melemahkan kohesi sosial—dan tindakan kolektif untuk menyelesaikan masalah.

Seberapa besar Anda memercayai informasi yang Anda peroleh?

Apakah penelusuran di media sosial memberikan rasa percaya?

Sejauh ini, <0>platform media sosial</0> merupakan cara paling umum yang digunakan kaum muda untuk memperoleh informasi. Bukan berarti mereka percaya pada apa yang ditelusuri.

Persentasenya lebih rendah dibanding mereka yang sangat mempercayai <0>media nasional tradisional dan media internasional,</0>  <1>dokter dan tenaga medis,</1> serta <2>para ilmuwan</2> - pada tiap sumber yang kami tanyakan!

Meskipun <0>kaum muda</0> memahami bahwa tidak semua yang dibaca benar, secara umum mereka melaporkan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi daripada <1>generasi tua</1> pada beragam sumber informasi dan lembaga.

Hanya ada satu entitas di mana kaum muda melaporkan <0>tingkat kepercayaan yang secara signifikan lebih rendah</0> dibandingkan generasi tua:

Sebaliknya, <0>kaum muda</0> melaporkan tingkat kepercayaan yang secara signifikan lebih tinggi daripada <1>generasi tua</1> pada berbagai sumber informasi berikut:

Meskipun <0>kaum muda</0> rata mengungkapkan kepercayaan sedikit lebih besar pada media sosial dibandingkan <1>generasi tua,</1> ada perkembangan tak terduga dalam kisah ini:

Di antara orang-orang yang mengandalkan media sosial untuk mendapatkan informasi, <0>kaum muda</0> 24% lebih rendah kemungkinannya melaporkan kepercayaan yang lebih tinggi pada platform media sosial dibandingkan <1>generasi tua.</1>

Ternyata bahwa sebagian besar <0>netizen muda</0> di seluruh dunia merupakan <1>pengguna cerdas</1> tentang apa yang mereka baca online.

Seberapa banyak Anda percaya dengan informasi yang Anda terima?

Seberapa besar Anda memercayai informasi yang Anda dapatkan?

Apakah menelusuri berarti memercayai?

Penelusuran membuat percaya?

Namun <0>perbedaan antar generasi</0> terkait kecemasan tidak sama di <1>semua negara…</1>

<0>Kaum muda yang berusia 20-24 tahun</0> lebih cenderung sering merasa gelisah, cemas, atau khawatir dibandingkan <1>mereka yang berusia 15-19 tahun.</1>

<0>Mereka yang mengatakan kesulitan hidup layak secara finansial</0>lebih cenderung melaporkan sering merasa gelisah, cemas, atau khawatir dibandingkan <1>mereka yang mengatakan berkecukupan.</1>

<0>Kaum muda yang telah menyelesaikan kuliah</0> lebih kecil kemungkinannya menunjukkan rasa gelisah, cemas atau khawatir dibandingkan <1>mereka yang tidak menyelesaikan kuliah.</1>

Ada kekhawatiran yang terus meningkat tentang kondisi kesehatan mental kaum muda di seluruh dunia. Kekhawatiran tersebut terbukti dengan jelas.

Beban mental

Kami bertanya kepada generasi muda dan generasi tua tentang <0>kesejahteraan mental mereka.</0> Ikuti kuis untuk mengetahui tanggapan mereka.

Beban mental lebih banyak dirasakan oleh sebagian kaum muda dibandingkan lainnya.

Rata-rata, survei kami menemukan 77% <0>kaum muda</0> online setiap hari.

Angkanya jauh lebih besar dibandingkan <0>mereka yang berusia 40 tahun ke atas,</0> hanya separuh yang online setiap hari.

Namun tidak semua orang begitu terhubung. Ada jurang digital yang besar di seluruh dunia…

Alat digital dan layanan online bisa memberikan manfaat kepada anak-anak dalam sejumlah cara.

Rata-rata, sebagian besar <0>kaum muda</0> mengatakan anak-anak banyak mendapatkan manfaat dari aktivitas online dalam area ini:

Terlebih lagi, kaum muda sangat cenderung melaporkan <0>pendidikan</0> sebagai manfaat utama anak-anak online.

<0>Orang yang berusia 40 tahun</0>juga mengatakan bahwa internet bisa memberikan banyak manfaat kepada anak-anak, tetapi kurang bersemangat dibandingkan kaum muda. Itu mereka akui dalam hal:

Ini adalah dunia digital. Seberapa terhubung generasi Anda?

Peluang online

Privasi data hanyalah suatu kecemasan tentang penggunaan internet.

Rata-rata, jawaban paling populer di antara <0>pengguna internet muda</0> adalah "sedikit khawatir".

Namun, di antara <0>pengguna internet dewasa</0>, jawaban yang paling populer adalah "sangat khawatir".

Generasi <0>muda</0> dan <1>tua</1> memiliki persentase sama yang dilaporkan "tidak khawatir sama sekali".

Pendapatnya berbeda-beda di  <0>negara…</0>

Sebagian besar <0>kaum muda</0> di hampir semua negara yang disurvei melihat adanya risiko besar bagi anak-anak yang online — dari berbicara kepada orang asing, menyetujui bertemu secara langsung dengan orang yang telah mereka temui secara online, mengalami perundungan, atau dilecehkan secara seksual.

Perempuan muda terutama cenderung memperhatikan risiko kehidupan online, khususnya bagi anak-anak.

Internet telah membukakan akses tak terbatas bagi pengguna. Namun, internet juga menghadirkan sejumlah risiko, terutama bagi kaum muda.

Internet telah membukakan akses tak terbatas bagi pengguna. Namun internet juga menghadirkan sejumlah risiko, terutama bagi kaum muda.

Risiko online

Pendapat tentang kesetaraan

Ikhtisar

Krisis iklim lainnya

Di bawah tekanan

Yang Anda sebut rumah

Bagikan berita ini

Jawab pertanyaan di atas untuk mempelajari lebih lanjut tentang perubahan yang dialami anak-anak.

UNICEF + Gallup bertanya kepada kaum muda + generasi tua di 55 negara tentang pengalaman hidup mereka saat ini.

Kami melakukan survei pada orang berusia 15–24 tahun dan di atas 40 tahun di 21 negara untuk mendalami bagaimana masa anak-anak mengalami perubahan.

Ketentuan Penggunaan

Rata-rata, <0>85% kaum muda</0> mengatakan mereka pernah mendengar tentang perubahan iklim.

Rata-rata, hanya 50% orang menjawab dengan tepat definisi dari perubahan iklim: meningkatnya rata-rata suhu dunia dan peristiwa cuaca yang lebih ekstrem akibat aktivitas manusia.

Sisanya berpendapat bahwa perubahan iklim adalah perubahan suhu musiman.

Jelas bahwa pemahaman tentang perubahan iklim di kalangan kaum muda secara global masih <0>jauh dari sempurna.</0>

Fenomena ini terjadi terutama di <0>negara-negara miskin</0> — yang sangat minim berkontribusi terhadap timbulnya krisis ini — tetapi justru paling rentan merasakan dampaknya.

Kabar baiknya adalah saat ini semakin banyak orang di dunia yang  memahami tentang perubahan iklim dibandingkan 15 tahun yang lalu.

Di tahun 2008, hanya 56% orang yang  memahaminya.

Saat ini, sekitar 80% orang memahami tentang perubahan iklim.

Selain itu, ada sedikit perkembangan dalam pemahaman iklim di semua kelompok usia pada periode yang sama.

Namun, pengetahuan iklim secara global gagal memenuhi harapan. Kegagalan memahami krisis iklim ini menghambat kemampuan kita untuk mengatasinya.

Pendidikan iklim dapat membantu memperkuat tuntutan perubahan.

Perubahan iklim adalah ujian paling berat bagi umat manusia. Beban ini akan lebih banyak ditanggung oleh generasi muda. Seberapa baik generasi muda memahami tantangan perubahan iklim ini?

Rata-rata, <0>hanya 80%</0> kaum muda yang mengatakan pernah mendengar tentang perubahan iklim.

Rata-rata, hanya 56% yang memilih definisi yang benar tentang perubahan iklim: peningkatan rata-rata suhu dunia dan cuaca lebih ekstrem berasal dari aktivitas manusia.

Lainnya berpikir bahwa perubahan iklim merupakan perubahan suhu musiman.

Sudah jelas bahwa kesadaran perubahan iklim di antara kaum muda di seluruh dunia <0>jauh dari kata sempurna.</0>

Hal ini memang terjadi di <0>negara yang lebih miskin.</0>

Kurangnya pemahaman tentang perubahan iklim bukan hanya masalah yang dialami oleh kaum muda.

Rata-rata, orang yang lebih tua tidak menunjukkan hasil yang lebih baik dalam pertanyaan ini

Kegagalan memahami krisis iklim berarti tidak mampu untuk menanggapinya. Ini adalah <0>kendala utama</0> untuk tindakan global yang efektif.

Perubahan iklim menghadirkan ujian yang sangat berat bagi kemanusiaan. Bebannya akan semakin berat pada generasi muda. Seberapa baik kaum muda memahami tantangan ini?

Apa yang bisa dilakukan untuk <0>meningkatkan kesadaran</0> tentang perubahan iklim di seluruh dunia?

Perubahan iklim menghadirkan ujian yang sangat berat bagi kemanusiaan. Ujian ini akan semakin berat pada generasi muda. Seberapa baik kaum muda memahami tantangan ini?

Rata-rata, 59% <0>kaum muda</0> meyakini, anak-anak zaman sekarang menghadapi tekanan lebih besar untuk berhasil daripada orang tua mereka saat kecil.

Hal ini terjadi di <0>semua negara</0> tempat kami melakukan survei.

Namun, bukan hanya kaum muda yang kecewa...

Seiring pergantian generasi, anak-anak menghadapi kesempatan berbeda agar berhasil. Namun, mereka juga bisa merasa terbebani oleh berbagai harapan.

Seiring pergantian generasi, anak-anak menghadapi kesempatan berbeda agar berhasil. Namun mereka juga bisa merasa terbebani oleh berbagai harapan.

Kami menemukan bahwa rata-rata, <0>kaum muda</0> dalam jumlah yang sama mengatakan bahwa mereka merasa begitu nyaman di dunia atau di kota/tempat mereka tinggal.

Namun, pandangan ini beragam di setiap negara — dan menurut tingkat pendapatan negaranya...

Apa artinya merasa begitu terikat dengan dunia? Mereka yang memiliki <0>pola pikir global</0>dan <1>kurang peka terhadap pandangan sifat nasionalis.</1>

Misalnya, mereka yang mengatakan ingin berpindah ke negara lain <0>jauh lebih mungkin merasa dirinya sebagai warga global</0> daripada menjadi golongan negara lain tersebut.

Beberapa orang merasakan keterikatan yang begitu kuat dengan lingkungan terdekat mereka. Sebagian lainnya merasakan hubungan dengan tempat yang jauh.

Sebagian orang merasa paling terikat dengan lingkungan terdekat mereka. Bagi sebagian yang lain, hubungannya lebih luas.